Selasa, 10 November 2009

Perkembangan Ajaran Islam,IlmuPengetahuan dan Kebudayaan

A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan


1. Pada bidang Akidah


Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang

bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah

Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia.

Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya

memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid

yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah

bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar

luas di dunia Islam

Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat

makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa

mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt

Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan

disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang

meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang

minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali

yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk

meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini.

Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan

doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT

Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh

karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan

perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai

berikut.
Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari

Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya

karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada

syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga

dinyatakan sebagai musyrik
Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga

dikatakan sebagai syirik
Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan

kekufuran
Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk

kekufuran.


Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut
,

makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat,

keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka

usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang

mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19

adalah sebagai berikut.
Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.

Pendapat ulama bukanlah sumber
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup


Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan

pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya

Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan

pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi

mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi

ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan

nama Wahabiyah.


2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan


Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang

didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak

memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu

pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas

dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan

yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau

masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di

google)

Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi

tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya

tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah

maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)


Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam

sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga

periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman

kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat

Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan

merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai

memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran

dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.


a. Praperiode modern (1250-1800 M)

Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak

periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17,

mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang

dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut

diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk

menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada

Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan

perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699

Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka

kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab

kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan

kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu

itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau

pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai

kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk

mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat

Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas

khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan

institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik,

organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan,

karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia

lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke

paris

Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730

M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang

perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul

membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu

kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte

De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia

bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern.

Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay

dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah,

taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang

usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama

kalinya.

Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh

Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan

modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh

usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan

penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M

Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat

ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau

syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M)

yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas

saat itu


b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)

Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh - tokoh pembaruan yang pokok -

pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan

sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam

dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai

berikut.


1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid

Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir

dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan

pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi

antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah

universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki

menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari

negara tersebut.

2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah

1865-1935)

Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat

terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan

Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang

menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh

karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan

Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah

Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh

sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa

masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan

ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan

masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.


3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)

Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan

Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih.

Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut

nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu

kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena

mengunggulkan ilmu pengetahuan.


4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.

Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi

yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada

pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam

tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup

mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif

terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh

memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap

bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir

yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini

tidak cukup memuaskan mereka.


5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-189

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat

muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih

ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat

adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi

modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu

peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat,

nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman

kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib

membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari

pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain

dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah

teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an


6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-193

Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah

seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran

barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak

tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930

yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan

Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah

recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam

bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan

dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20



B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan

Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan

dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia

Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir

abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun

1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi

wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan

berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini

terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan

Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer

melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun

1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894

Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat

itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir

ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi.

Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya

dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan

Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang

etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip

kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka

mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu

pengetahuan.

Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah

berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan

luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak

berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan

masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman,

dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan

kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan

kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.

Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang

gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan

dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum

muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk

kehidupan manusia di permukaan bumi.

Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada

satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang

ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi

seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.



C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang

dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah

dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun

dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya

antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak

terulang di masa yang akan datang.

2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika

mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan

petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan

3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan

perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan

efisien

4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat

di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan

menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi

5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai

contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah

tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena

itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan

unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.

6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan

agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada

manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal

Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.


D. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan

sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah

sebagai berikut.
Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang

sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah

inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia

maupun di akhirat.
Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta

mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik

tidak akan terualng kembali.
Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu

sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa

rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan

menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan

yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.


E. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia


Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan

mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh

dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.

Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn

Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti

Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman

(Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris

(Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji

Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka

terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah

suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur

tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin

membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan

perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan

antara golongan adat dan golongan Paderi.
Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy,

seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia

di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci.

Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan

di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara

lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka),

Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri

Muhammadiyah)
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada

awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi.

Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.

a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan

pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta

b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia

memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul

kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan

hadis di Yogyakarta

c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di

Jakarta.

d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan

tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang

hampir sama dengan Muhammadiyah.

e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo.

Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi

kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan

kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah

menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).

f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di

bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di

dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam.

Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik

g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin.

Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.

h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh

Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang

pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan

umat Islam

i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei

1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi

kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi

j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan

dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak

terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam

politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan

lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi

seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi

kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut

dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para

pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

**HOLBLEURASHTER IN

NETWORKS

1 komentar:

  1. Payah ah ngopas dari LKS Pendidikan agama kelas 11.
    sama kyk pnya gw.
    ga kreatif

    BalasHapus