Selasa, 10 November 2009

ISLAM DALAM DUNIA MODERN

ISLAM DALAM DUNIA MODERN

Bagi seorang peninjau, pada akhir abad kedelapan belas merupakan akhir perkembangan sejarah Islam. Berdasarkan ajaran keesaan Tuhan yang sederhana, cermat, dan keras, yang diberikan oleh Muhammad saw. pada masyarakat Arab yang kecil, Islam telah meluas hingga suatu kompleks dari mazhab dan aliran ilmu ketuhanan yang ditaruh atas bermacam-macam himpunan dengan upacaranya sendiri, cita-cita dan ibadat agama yang berbeda-beda. Apabila pendapat si peninjau tadi dicat dengan filsafat Eropa Barat pada waktu itu, boleh juga ia menganggap susunan keseluruhan tadi dijalin dengan takhayul dan ditakdirkan untuk dimusnahkan dalam waktu yang dekat oleh kekuatan, kemajuan, dan penerangan.

Tidak seorang pun peninjau di luar dapat menaksir kekuatan benang-benang yang tidak tampak, yang pada saat tantangan dapat mengumpulkan anggota berjenis-jenis kelompok menjadi satu masyarakat dengan satu tujuan, satu kemauan, ataupun daya hidup suatu cita yang besar --yang ditutupi dengan endapan beberapa abad-- apabila cita-cita tadi dihadapkan kepada tugas baru dan banyak bahaya. Sejarah Islam dan usaha untuk menyesuaikan diri dibawah dua dorongan yaitu tantangan dari dalam dan tekanan bahaya dari luar. Mula-mula secara perlahan-lahan dan tanpa kemunduran, dengan kepesatan yang bertambah, masyarakat Islam berkumpul menjadi
satu dan mulai meninjau pertahanannya. Masyarakat Islam bangkit kembali dan waspada mencari rencana untuk bersatu maju ke hari depan masih tidak diketahui dan tidak diramalkan.

Pandangan sebagian besar muslimin dan hampir semua bangsa Barat bahwa tekanan-tekanan luar yang timbul dari perluasan politik dan ekonomi Eropa Barat terlihat sayup-sayup lebih besar daripada tantangan dari dalam. Tetapi yang akhir ini datang dahulu dan berasal dari pusat masyarakat Islam. Akibatnya lebih mendalam daripada akibat yang timbul dari hubungan dengan Barat.

Pangkal mulanya ialah Arabia Tengah. Lebih kurang dalam tahun 1744 seorang bernama Muhammad ibn Abd al-Wahab dengan sokongan keluarga kerajaan Su'ud, Emir setempat dari Dar'ijah mulai suatu pergerakan pembaharuan berdasarkan mazhab Hambali yang sederhana dan pelajaran anti Sufi dari ibn Taimijah dan penganutnya dalam abad keempat belas. Pergerakan Wahabi ini (sebagaimana pergerakan ini seterusnya terkenal) pertama-tama ditujukan menghadapi kemunduran tata sila dan kemerosotan agama dalam pedesaan dan pada suku-suku, mengutuk pemujaan orang suci dan bid'ah-bid'ah lain dari kaum Sufi sebagai penyelewengan dan kekufuran, dan akhirnya juga menyerang mazhab-mazhab lain karena komprominya dengan bid'ah-bid'ah yang dibenci itu. Dalam semangatnya untuk mengembalikan kesucian kesederhanaan iman, pangeran-pangeran Su'udi memerangi tetangganya, dan setelah menundukkan Arabia Tengah dan Arabia Timur, menyerang propinsi-propinsi Dinasti Osman di bagian utara dan syarif-syarif turun temurun dari Mekkah di Hijaz. Karbela di Irak telah dirampas habis-habisan dalam tahun 1082, Mekkah akhirnya ditundukkan, diduduki, dan "dibersihkan" dalam tahun 1806. Dengan kedua tantangan tadi terhadap kekuasaan Dinasti Osman dan terhadap adat istiadat Katholik dalam Islam orang-orang Wahhabi yang hingga kini merupakan aliran yang samar, telah menarik perhatian seluruh dunia Islam. Tantangan tersebut telah diterima atas nama sultan oleh Gubernur Mesir Muhammad Ali; pada tahun 1818 kekuasaan Wahhabi telah dipatahkan. Dar'ijah ditundukkan dan dibumihanguskan dan keluarga Su'udi yang pegang pemerintahan dikirimkan ke Istambul untuk dihukum mati.

Lenyapnya kekuasaan politik Wahabi di Arabia itu tidak berarti berakhirnya pergerakan Wahhabi. Bahkan di bidang politik kesan-kesannya telah berlaku cukup lama hingga tidak mudah dibinasakan. Di Nejd masih ketinggalan pemerintahan seorang Emir Su'udi. Meskipun ia untuk sementara waktu kurang berkuasa daripada keluarga Rasjidi di Hail, yang dulu pernah di bawah pengawasannya, pemerintah Emir Su'udi tersebut dapat membaharui kekuatannya dan menguasai kerajaan Arab dalam abad ini di bawah pimpinan Abd al-Aziz, pembina kerajaan baru Arabia Sa'udiya.

Lebih dalam pengaruhnya sebagai kekuatan agama dalam masyarakat Islam. Sifat tidak luwes dan ekses-ekses penganutnya yang terdahulu di Arabia dan penganutnya di India dan Afrika Barat pada permulaan abad kesembilan belas patut dikutuk oleh seluruh umat Islam. Pecahnya pergerakan Wahhabi hanya merupakan pernyataan yang ekstrim dari kecenderungan yang dapat dijumpai di beberapa bagian dunia Islam dalam abad kedelapan belas. Dengan lampaunya tahapan tidak luwes yang aktif, patokan-patokannya menguatkan pergerakan untuk kembali kepada paham eka Tuhan dari umat Islam yang mula-mula. Pergerakan tadi digabungkan dengan perlawanan terhadap perembesan Sufi bertambah besar dalam abad kesembilan belas, dan telah menyusun dalam bentuk berlainan sebagai salah satu sifat utama Islam modern.

Menarik perhatian ialah pemberontakan dimulai dalam propinsi yang paling asli Arab. Dalam garis besar kekuatan-kekuatan agama yang telah membentuk Sufi setelah al-Ghazali bukanlah orang Arab, melainkan orang Berber, Persia, Turki; walaupun dapat dikatakan tidak masuk akal untuk menghubungkan hal tersebut dengan penaklukan politik tanah-tanah Arab. Pemasukan mereka menyebabkan melemahnya keunggulan "cita-cita Arab" dalam Islam dan pengaruh alim ulama Arab yang dahulu sampai dengan al-Ghazali. Kebanyakan orang Persia dan Turki Mathnawi dari Jalal ad-Din ar-Rumi telah menggantikan Hadis Nabawi sebagai penjelasan dan tafsir ajaran agama dan kesusilaan Quran. Bahkan para alim ulama yang terkemuka dari abad kedelapan belas --sebagaimana telah kita maklumi-- telah menghubungkan warisan ajaran yang lebih tua dengan doktrin kebatinan Sufi yang datang kemudian.

Penghidupan kembali aliran Wahhabi adalah pernyataan baru yang pertama dari cita-cita Arab, dan kemudian disusul oleh pernyataan lain yang bebas asalnya. Pada akhir abad yang sama, seorang sarjana Yaman, Muhammad al-Murtada (m. 1790), telah diterbitkan pengesahan baru yang besar dari al-Ghazali. Percetakan Arab yang mulai dikerjakan di Mesir dalam tahun 1828 menghasilkan perbanyakan dan penyebaran buku-buku pelajaran baku tentang ilmu ketuhanan dari abad pertengahan dan menghidupkan kembali gengsi sarjana-sarjana Mesir dalam ilmu pengetahuan Arab. Sarjana-sarjana Eropa yang membahas ilmu pengetahuan ketimuran yang menerbitkan naskah-naskah tua dengan penyelidikannya membantu langsung dan menimbulkan
pertentangan meneropongkan perhatian kepada abad-abad terdahulu. Usaha-usaha itu semuanya digabungkan untuk menekankan perbedaan antara Islam zaman dahulu dan hari kemudian, serta memburukkan kalangan cerdik pandai dan kaum sastrawan keturunan Persia dan Turki. Mereka menyiapkan jalan bagi kembalinya daya karsa dan pengaruh Arab dalam dunia Islam, yang muncul maju dengan pergerakan pembaharuan Mesir yang dipimpin oleh Muhammad Abduh pada awal abad ini.

Masih jauh jalan yang harus ditempuh sebelum titik ini tercapai. Dorongan Sufi dari abad kedelapan belas belum habis kekuatannya. Khusus di Afrika Barat Laut, Sufi mendapat kejayaan yang segar, waktu seorang murid Berber dari tarekat Khalwatiyah, Ahmad al-Tijani mendirikan tarekat Tijaniyah dalam tahun 1781. Tarekat baru itu dengan pesat meluas ke jurusan Barat dan ke tanah Negro, dimana ia bertalian dengan pergerakan memperoleh penganut dengan cara fanatik dan berdarah, terutama atas kerugian tarekat Qadariyah yang suka damai. Di India, Asia Tengah, dan di kebanyakan negara Islam yang jauh letaknya timbullah penghidupan baru Sufi dalam abad kesembilan belas. Hanya di pusat tanah Arabia dan kota-kota, pergerakan Sufi terus menerus mundur.

Diantara para Sufi kebangkitan baru kaum ortodoks seakan-akan memberikan pengaruh yang bertambah. Kecuali tarekat-tarekat yang lebih ekstrim dan tarekat yang tidak teratur, upacara dan latihan-latihan yang berlebih-lebihan lambat laun ditinggalkan, serta sebagian besar dari ketuhanan kebatinan dan kecenderungan panteis. Alim ulama ortodoks langsung tetap memberikan tekanan dalam jurusan itu. Dengan mengundurkan diri dari hubungannya yang dahulu rapat dengan tarekat-tarekat mereka umumnya mengambil tempat di tengah-tengah: menolak serba asasi kaum Wahhabi dengan alirannya yang bersifat fanatik dan tidak luwes dan menolak tuntutan murid-murid Sufi. Dengan berpegang teguh pada doktrin Katholik tentang ijmak, mereka menyatakan (dan sebagian besar tetap menyatakan) bahwa walaupun pemujaan wali-wali bertentangan dengan Islam, menghormati orang suci dan doa dengan perantaraan mereka diperbolehkan hukum.

Sikap lunak dan sikap konservatif alim ulama tadi bukanlah sesuai dengan perasaan para pejuang pembaharuan; dan dalam tiap-tiap generasi membentuk lembaga-lembaga baru untuk mempropagandakan prinsip-prinsip mereka. Dalam bagian pertama abad kesembilan belas, perkembangan baru yang amat menarik perhatian ialah pembentukan jamaah utusan kaum pembaharuan atas dasar tegas ortodoks, tetapi disusun atas garis-garis tarekat-tarekat. Pergerakan ini diambil oleh keturunan Nabi saw. yaitu seorang Maroko bernama Sjarif Ahmad ibn Idris (m. 1837). Setelah diterima sebagai murid waktu masih muda, dalam salah satu cabang tarekat Syadhiliyah yang telah diperbaharui, Ahmad ibn Idris menetap di Mekkah; bakat kerohaniannya, kecerdasan, dan kepribadiannya yang luar biasa telah menarik kalangan penganut yang taat. Hingga sekarang masih merupakan suatu pertanyaan apakah ia langsung dipengaruhi oleh pemberontakan Wahhabi. Jelaslah ia seorang penganut Hambali yang menolak ijmak, di luar ijmak yang didirikan oleh generasi pertama dari sahabat Nabi saw. dan qiyas atau "kesejalanan" sebagai sumber hukum. Quran dan sunah yang dapat diterima sebagai sumber doktrin dan hukum. Disamping itu, ia mengajarkan sejumlah doa yang sesuai dengan dikir Sufi. Ia menolak doktrin Sufi persatuan dengan Tuhan, yang digantinya sebagai tujuan hidup mistik dengan persatuan "mistik" ialah persatuan dengan roh Nabi saw.

Tarekat Muhammadiyah dengan sekaligus memperoleh sukses yang gemilang. Disamping tarekat asli pembangun (Idrisiyah) di Arabia sendiri (tempat keturunannya memperoleh kuasa politik dalam propinsi Asir) sejumlah muridnya mendirikan himpunan-himpunan lain atas dasar yang sama atau sejenis. Diantaranya yang amat berpengaruh adalah tarekat yang didirikan oleh orang Aljazair Muhammad ibn Ali al-Sanusi (m. 1859) di Sirenaika dan seorang Hijaz bernama Muhammad Uthman al-Amir Ghani (m. 1853) di Afrika Timur.

Nabi yang berlainan dari dua cabang tarekat Muhammadiah memberikan gambaran peranan yang dimainkan oleh keadaan dan kesempatan dalam pembentukan perkembangan tarekat-tarekat tadi. Semua pergerakan pejuang pembaharuan yang sederhana --walaupun suka damai dalam dasarnya-- lazimnya mudah menggunakan jalan kekerasan. Dari permulaan mereka insaf akan perlawanan pembesar agama ortodoks dan tidak mau berkompromi baik dalam usaha pertahanan maupun dalam penyerangannya. Karena kekuatan lengan keduniawian telah dipalingkan kepadanya, maka perlawanannya yang dipaksakan dalam saluran politik bersifat pergerakan pemberontakan dan ditujukan untuk membangun suatu negara ketuhanan baru. Tidak boleh dilupakan bahwa salah satu akibat penitikberatan pada Quran dan sunah dalam keasasan Islam berarti memulihkan kembali pada jihad jalan Allah; banyak dari keulungannya yang menjadi anggapan masyarakat yang primitif, sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab 4. Sedangkan dalam masyarakat yang berkembang sepanjang sejarah pengertian jihad lambat laun melemah, dan lama-kelamaan ditafsirkan secara baru dalam istilah kesusilaan Sufi.

Tarekat Amirghaniyah di Nubia dan Sudan yang bertengkar dengan tarekat yang lebih ekstrim revolusioner --yang didirikan oleh al-Mahdi Muhammad Ahmad (m. 1885)-- menjadi pembela dari umat dan penaklukan pada pembesar keduniawian. Pada lain pihak tarekat Sanusiyah dari Sirenaika yang menolak tuntutan Dinasti Osman menjadi pengawas daerah tersebut dan membentuk lembaga yang suka berjuang yang diperlukan bagi tugas mengislamkan dan mengawasi orang nomad di gurun pasir Libiya. Pada tahapan kemudian, waktu mereka menghadapi perluasan kekuasaan Kristen, orang Sunusiyah memainkan peranan sebagai pembela agama, mula-mula terha dap perembesan orang Perancis ke daerah khatulistiwa Afrika, kemudian sebagai sekutu Turki terhadap orang Itali di Libia dan orang Inggris di Mesir. Meskipun telah dibinasakan dalam bidang militer oleh pemerintah militer Fasis, tarekat Sanusiyah telah memperlihatkan daya hidupnya dengan segera munculnya kembali pada waktu orang Itali dienyahkan dari Sirenaika.

Lama sebelum himpunan-himpunan utusan pengislaman dalam gurun pasir yang jauh tadi melawan dengan caranya sendiri perembesan kekuasaan-kekuasaan Barat, bersentuhan politik dan ekonomi Kekristenan Barat telah mulai menimbulkan ketegangan baru diantara penduduk muslimin. Perluasan yang tidak kunjung henti dari kekuatan politik Eropa di daerah Islam pertama menerbitkan perasaan kecemasan kebatinan yang akibatnya dikuatkan masing-masing oleh kekacauan susunan sosial dan ekonomi mereka yang lama dan pemasukan pikiran Barat.

Saluran-saluran yang membawa cita-cita Barat tidak hanya saluran kesusasteraan dan pendidikan, akan tetapi hampir tidak ada batasnya dalam jenis dan seluk beluknya mengenai pemerintahan, politik, susunan militer, hukum dan kehakiman, perhubungan, kesehatan, perniagaan, industri, dan pertanian. Cepat atau lambat, kehidupan hampir semua lapisan penduduk akan merasakan pengaruh salah satu perkembangan tadi hingga batas tertentu. Sekolah-sekolah dan akademi-akademi Barat yang paling langsung membawa hasilnya pada lapisan-lapisan terpelajar, mungkin pengaruh terbesar dibawa oleh harian-harian dan majalah-majalah baru. Mula-mulanya dengan kecil-kecilan di pusat-pusat utama dalam pertengahan abad kesembilan belas, maka sekarang semua bagian dunia Islam memiliki sejumlah harian sendiri, dan persuratkabaran di Mesir khusus bersinar hingga jauh di luar perbatasannya sendiri.

Diharapkan dengan kekuatan pengaruh Barat yang menembus dan yang menyerap para muslimin merasa harus bertindak. Mereka belum siap menjalankan usaha untuk pengertian dan penyesuaian yang dibutuhkan untuk mempertalikan pengaruh Barat tadi pada dasar-dasar kehidupan dan alam pikirannya sendiri. Tanpa usaha tersebut hasilnya akan merupakan pertikaian dan kebingungan, kedua keluar dan kedalam, serta akan bertambah membingungkan lagi karena dalam kekuatan Barat sendiri masih terdapat cita-cita dan tujuan yang berlawanan. Untuk membedakan akibatnya, --yang tambahan dan dangkal dari yang inti, alat dari alasan yang palsu dari yang benar-- semua itu adalah tugas berat. Penasihat-penasihat Barat, apabila bantuannya diminta untuk menyelamatkan tugas tersebut acap kali terbukti kurang mahir dan merupakan penuntun yang tidak boleh dipercaya.

Pada bidang keagamaan ada dua jalan untuk melayani tantangan Barat yang muncul dengan sendirinya. Pertama, mulai dari pokok-pokok dasar Islam dan mengeluarkan pernyataan baru dalam suasana dan keadaan dewasa ini. Kedua, mulai dari suatu filsafat Barat yang terpilih dan mencoba meresapkan doktrin Islam dengan filsafat tadi. Kedua jalan telah ditempuh; dari beberapa tafsiran dan aliran yang saling berlawanan, kami akan membicarakan yang utama saja. Cara pertama janganlah dicampurbaurkan dengan pendirian alim ulama umumnya. Bagi alim ulama belumlah ada persoalan untuk pernyataan baru dalam arti apa pun. Ilmu kalam, syariat, dan amal umat ortodoks berdasarkan Quran dan sunah sebagaimana ditafsirkan oleh sarjana-sarjana abad pertengahan --yang sebagian besar disetujui oleh ijmak-- tetap mengikat dan tidak boleh diubah, meskipun tekanan keadaan yang tidak tertahankan, beberapa konsesi dalam soal amal dapat diberikan untuk sementara. Barang siapa yang ingin menyatakan baru doktrin Islam dapat melakukan demikian karena dua alasan berlainan. Pada pihak pertama, pernyataan baru dapat diberikan dengan tujuan menguatkan dunia Islam terhadap pelanggaran barat, atau pada pihak lain supaya menjadi garis tunggal, tempat setiap usaha penyesuaian dan peleburan harus dimulai. Tekanan pada pihak yang awal harus diberikan pada aspek-aspek lahir dari praktek dan organisasi Islam, pada pihak akhir patokan-patokan dasar pikiran Islam.

Dalam keadaan tersebut, sewajarnya bahwa jalan pertama harus mendahului jalan kedua. Dalam seluruh umat Islam penyerbuan Barat telah menimbulkan reaksi politik, misalnya yang memuncak hingga pemberontakan India dalam tahun 1857. Hal ini di luar tinjauan buku ini, kecuali sampai suatu batas dimana peristiwa menyangkut pendirian dan kedudukan agama yang tertentu. Bagi kalangan beragama; kelemahan dalam bidang politik Islam diterangkan sebagai akibat kehilangan kepercayaan dan kemerosotan ibadat. Oleh karena itu, pergerakan pembaharuan umum yang pertama dalam abad kesembilan belas memiliki dua sifat. Dalam segi agama, pergerakan menuntut pembersihan kepercayaan dari amal keagamaan, kenaikan tingkat kecerdasan, serta perluasan dan modernisasi pendidikan. Dalam segi politik, pergerakan bertujuan menghilangkan pelbagai sebab yang memecahbelah muslimin dan mempersatukan mereka untuk mempertahankan iman. Pemuka pergerakan tersebut ialah orang Afghan, Jamal al-Din (1839-1897), yang perjuangannya tidak kunjung padam telah mengobarkan perasaan Islam di dunia Timur Islam, dan yang telah menolong menimbulkan pemberontakan Arabi di Mesir dan revolusi Persia. Pembangun dan yang mengilhami pergerakan Pan Islam, yang telah berjuang untuk menyatukan semua bangsa muslimin di bawah Khalifah Dinasti Osman. Meskipun ia gagal dalam pergerakan tersebut --tujuannya yang utama-- pengaruhnya masih hidup terus dalam pergerakan-pergerakan populer yang baru-baru ini menggabungkan serba asasi Islam dengan program politik yang praktis dan realistis.

Diantara murid-murid Jamal al-Din terdapat seorang yang memiliki paham memisahkan pembaharuan politik daripada pembaharuan keagamaan dan pernyataan baru doktrin Islam. Orang itu ialah orang Mesir Syekh Muhammad Abduh (1849-1905), yang memiliki cita-cita luas, bebas, dan agung. Sebagai seorang guru muda di al-Azhar beliau telah mencoba memperkenalkan tanggapan pendidikan agama yang lebih luas dan lebih berfilsafat. Dalam pembuangan kemudian, ia bekerja sama dengan Jamal al-Din pada majalah al-Urwa al-Wuthga yang berhaluan setengah keagamaan dan setengah politik. Dalam tahun 1888, beliau kembali ke Mesir, dan di sana --walaupun menemukan perlawanan kuat alim ulama yang konservatif dan lawan-lawan politik-- dengan sifat budi pekertinya dan ajarannya telah mempengaruhi angkatan baru yang merasa dirinya renggang dari formalisme al-Azhar hingga batas tertentu.

Sebagaimana sarjana-sarjana besar dalam abad pertengahan Muhammad Abduh memaparkan pikirannya dalam bentuk tafsir Quran, meskipun beliau hidup tidak lama mengakhiri karyanya. Beliau merupakan tokoh modernis dalam pengertian bahwa beliau menganjurkan menuntut pikiran modern, dan yakin bahwa dalam tahapan akhir pikiran modern ini hanya dapat membenarkan kebenaran agama Islam. Berkenaan dengan susunan kepercayaan ahli sunah waljamaah beliau bukan seorang pembaharu. Beliau bukan sebagai al-Ghazali, seorang yang dapat menarik garis bagi suatu bingkai sintesis yang dapat menyatukan atau menerima sekumpulan cita-cita yang sampai suatu waktu ada di luar kepercayaan ortodoks. Bagi seorang peninjau dari luar kadang-kadang sukar untuk memahami mengapa ajarannya pada satu pihak dapat diterima dengan gembira dan berpengaruh besar, sedang pada pihak lain ajarannya tadi dilawan dengan mati-matian. Keterangannya ialah karena beliau dengan menyatakan hak menggunakan akal budi dalam pikiran agama, beliau telah memulihkan pengelukan sedikit pada suatu sistem yang telah menjadi kaku dan beku, serta memberikan kemungkinan untuk perumusan baru doktrin dalam istilah-istilah modern bagi pengganti istilah-istilah abad pertengahan.

Perumusan baru demikian tidak dapat dicapai dalam satu atau dua generasi. Tidak ada alasan untuk terperanjat bahwa hanya sedikit kemajuan keluar yang dicapai khusus, apabila ketegangan politik menimbulkan dan melangsungkan suatu iklim yang tidak menguntungkan bagi usaha-usaha seorang sarjana dan seorang ahli agama yang membutuhkan ketenangan. Hasil langsung dari usaha Muhammad Abduh mendapat pernyataan dalam dua kecenderungan yang berlainan dan saling berlawanan.

Pada suatu pihak, tumbuh dalam kalangan keduniawian "modernisme" yang tersebar, akan tetapi tidak dirumuskan, yang dengan berpegangan pada doktrin asasi Islam kuat dipengaruhi oleh cita-cita Barat. Dalam bentuknya yang termaju, maka modernisme dibaurkan dengan pergerakan keduniawian yang bertujuan memisahkan Gereja dari negara, dan menggantikan syariat dengan sistem hukum Barat. Penggunaan paling ekstrim dari patokan-patokan keduniawian itu telah dilakukan oleh Republik Turki sejak pembatalan Khilafah Dinasti Osman dalam tahun 1924. Meskipun pergerakan keduniawian tadi mempunyai penyokong di lain negara-negara Islam, jumlah terbanyak kaum modernis menunjukkan pendirian yang lebih lunak terhadap susunan agama dan adat kebiasaannya. Bagaimanapun pandangan mereka tentang hukum dan politik, kedudukan mereka tentang doktrin dapat diikhtisarkan sebagai penolakan umum kekuasaan yang paling utama dari alim ulama abad pertengahan, dan pernyataan yang lebih ragu-ragu tentang hak pertimbangan perseorangan.

Akibat kedua ialah pembentukan suatu partai agama yang dinamakan al-Salafiyah, penegak-penegak sunah yang telah dibuktikan oleh "leluhur yang agung", bapak-bapak umat Islam. Kaum Salafi menyetujui kaum modernis dalam penolakan kuasa mazhab-mazhab abad pertengahan serta menerima Quran dan sunah sebagai satu-satunya sumber kebenaran agama. Dalam hal ini, mereka berlawanan dengan alim ulama umumnya yang merupakan kaum reformis. Tetapi terhadap kaum modernis dengan bersemangat mereka menolak gangguan dari liberalisme dan rasionalisme Barat.

Pemimpin pergerakan Salafiyah itu seorang Siria, murid Muhammad Abduh, bernama Syekh Rasjid Rida (1865-1935), penerbit sebuah tafsir Quran dan majalah haluan reformis al-Manar, yang akhirnya penyebaran luas Maroko hingga pulau Jawa. Dibawah pengaruhnya pergerakan mula-mula menyatakan kembali ke program Pan Islam Jamal al-Din. Waktu pembesar-pembesar Turki meninggalkan sunah Islam, dengan tidak tedeng aling-aling Rasjid Rida mengutuk kebijaksanaan mereka. Sebagaimana juga halnya dengan kaum pembaharu sederhana yang lebih dahulu, ia terus menerus didorong mundur ke serba asasi. Lama kelamaan, ia mengakui dan menumbuhkan hubungan tujuan dan pikiran antara Salafiah dan kaum Wahhabi. Dalam kedudukannya doktrin yang terakhir orang Salafiah dengan menolak hasrat orang Wahhabi yang mengutamakan alirannya sendiri, menyatakan dirinya golongan "Hambali Baru" (Neo-Hambali), kaum konservatif yang menuntut pembukaan kembali "Pintu Ijtihad" (halaman 78) dan hak untuk mentafsirkan baru soal-soal ketuhanan dan hukum.

Mungkin pertalian kuat antara kaum Salafi dan kaum Wahhabi ialah permusuhan mereka terhadap Sufi dalam bentuk apapun juga, terhadap pemujaan wali-wali, bid'ah-bid'ah berdasarkan animisme yang menyeleweng dari paham keesaan Tuhan yang murni dari Quran. Sebagian karena pendirian itulah "modernisme al-Manar" telah menjadi suatu kekuatan seluruh negara Islam, dimana para pembaharu menghadapi perlawanan kepentingan yang telah bercokol dari pemujaan para wali dan tarekat-tarekat. Dengan meninggalkan pendirian di tengah jalan dari alim ulama resmi, modernisme al-Manar dengan melintangi perbatasan bangsa dan negara mendirikan persaudaraan baru golongan-golongan yang bersemangat telah berbulat tekad memerangi kemerosotan kedalam dan pemecahan keluar umat Islam. Meskipun tidak terbatas pada suatu lapisan kebudayaan golongan ekonomi atau sosial, pergerakan tadi hanya menarik sedikit penganut diantara para cerdik pandal, dan sebaliknya mencurigai mereka tentang kelalaian mereka yang tidak patut dalam soal iman dan ibadat.

Sejajar dengan pergerakan Salafiah tadi, atas dasar doktrin yang sedikit kurang nyata, perkembangan umat Islam dalam dasawarsa-dasawarsa terakhir yang paling menarik perhatian adalah munculnya perhimpunan-perhimpunan agama baru. Perhimpunan-perhimpunan itu seakan-akan merupakan pernyataan baru dari pikiran Islam dan pernyataan baru dari nurani Islam menghadapi gangguan Barat, yang disesuaikan dengan berjenis-jenis lingkungan sosial dan pendidikan. Misalnya, di Mesir dan di negeri-negeri Arab, Persatuan Pemuda Islam melayani jenis golongan yang sama, dan dengan cara-cara sama sebagai Y.M.C.A. (Persatuan Pemuda Pria Kristen), sedang Persaudaraan Muslimin bekerja pada tingkat yang lebih populer. Di Pakistan dan Indonesia, terdapat juga persatuan-persatuan yang sama, tetapi bebas dan merdeka.

Pertama-tama, bertujuan untuk menghidupkan kembali dan memberikan semangat baru pada kepercayaan agama dan ibadat yang mungkin akan tergenang dalam pasang surutnya penghidupan modern, himpunan-himpunan baru tersebut condong memilih, hampir karena keharusan pendirian politik buat mempertahankan warisan Islam. Oleh karena itu, mereka merupakan bagian diantara penduduk kota dari negara-negara yang teratur, penyelarasan abad kedua puluh dari pergerakan-pergerakan abad kesembilan belas diantara suku-suku; pada waktu yang sama menggantikan tarekat Sufi yang lama, dan pengaruhnya dalam kota-kota berkurang dengan pecahnya serikat pertukangan. Dengan memeluk segala tahapan doktrin dari serba azasi hingga keortodoksan liberal, mereka menemukan suatu titik persamaan untuk mengumpulkan tenaga dalam penghormatan terhadap diri Nabi saw., yang boleh dikatakan memberi dorongan gerakan hati dan akhlak dalam Islam modern.

Tipe kedua dari reaksi terhadap pertemuan dengan Barat telah dinyatakan khusus di India. Di belakangnya terletak pengaruh pergerakan pembaharuan ortodoks yang telah memelopori jalan dengan memusnahkan kekuasaan mazhab-mazhab abad pertengahan. Pergerakan itu mulai dalam dasawarsa-dasawarsa yang pertama dari abad kesembilan belas dengan mengajarkan kesederhanaaan ajaran Wahhabi dan pemberontakan menentang pemujaan wali-wali oleh pemimpin-pemimpin sebagai Syariat Allah dan Sayid Ahmad dari Rai Bareli (terbunuh dalam pertempuran melawan orang Sikh tahun 1831), kemudian banyak memperoleh penganut diantara muslimin India. Pelbagai perhimpunan dengan terang-terangan telah memperjuangkan patokan-patokannya, khusus aliran Fara'idi di Bengal yang amat fanatik (yang juga disebut Salafia), dan jamaah-jamaah yang tidak ternilai banyaknya yang menamakan dirinya Ahli-i-Hadith, "Penganut-penganut Sunah Nabi saw" yang memeliharakan mesjid dan madrasahnya sendiri-sendiri. Dalam masyarakat yang lebih besar, perjuangan mereka untuk membersihkan doktrin dan amal telah disambut dengan baik.

Dengan jalan tersebut, maka pintu telah terbuka untuk usaha-usaha perseorangan yang lebih berpribadi untuk merumuskan doktrin Islam dalam istilah yang modern. Usaha pertama telah dilakukan oleh Sir Sayid Ahmad Chan (1818-1898). Seperti Syekh Muhammad Abduh, bahwa Islam dan ilmu pengetahuan tidak mungkin terus menerus saling berlawanan, beliau telah maju lagi selangkah dengan menyatakan bahwa pembenaran yang nyata dari Islam adalah persesuaiannya dengan alam semesta dan hukum-hukum ilmu pengetahuan, dan tidak sesuatu pun melawan dasar ini dapat dipandang Islam asli dan sah. Untuk menggiatkan dan mengembangkan garis pikiran ini, beliau mendirikan sebuah perguruan tinggi di Aligarh tahun 1875, dimana pendidikan agama harus digabungkan dengan pelajaran ilmu hukum modern. Dengan demikian, beliau telah membina organisasi modernis pertama. Perguruan tinggi baru tadi dan pendirinya menjadi sasaran penyerangan hebat, tidak hanya dari pihak alim ulama ortodoks, akan tetapi dari Jamal al-Din al-Afghani yang menyerang dengan sengitnya filsafat necari sebagai materialisme murni dan pengkhianatan terhadap iman. Meskipun demikian, pergerakan Aligarh berkembang; walaupun perguruan tingginya sendiri (dalam tahun 1920 menjadi Universitas Islam Aligarh) lambat laun meninggalkan kedudukan itikadnya yang asli.

Ilmu ketuhanan liberal yang menyusul usaha Sir Sayid Ahmad Chan mendekati Islam dengan jalan rasionalisme, mendatangkan penilaian baru tentang kesusilaan sosial yang telah menjadi adat umat Islam. Kemungkinan yang akhir ini merupakan salah satu daya tarik terbesar bagi golongan cendekiawan yang bertambah besar dengan tegas melihat keburukan sosial, yang terikat dengan keadaan sebagai perhambaan, poligami, dan perceraian yang tidak teratur. Dalam hal itu, pengaruh perguruan tinggi jauh melintasi perbatasan Islam India dengan pernyataannya yang baru tentang amal Islam dan doktrin sosial, sebagian dalam bentuk pembelaan dan sebagian reformis.

Diantara pelbagai penulis India yang mempopulerkan ilmu ketuhanan liberal dan peradaban baru tokoh yang terkemuka adalah Sayid Amir Ali, seorang Syi'ah dan seorang ahli hukum ternama, Bukunya The Spirit of Islam (Roh Islam) untuk pertama kali diterbitkan dalam tahun 1841 telah menyumbangkan kepada kesadaran politik --yang bangkit diantara kaum muslimin -- dasar penghargaan diri yang masuk akal dalam menghadapi dunia Barat. Demikian cepat gagasannya cocok dengan keadaan hati kawan seangkatannya hingga hanya sedikit saja diantara para terpelajar muslimin memperhatikan bahwa Amir Ali telah merumuskan doktrin Islam dalam istilah pikiran Barat, sebagaimana telah dilakukan sebelumnya oleh kaum nechari. Bukanlah tempatnya di sini untuk menyelidiki kedudukan-kedudukannya secara terperinci, tetapi tiga diantaranya harus dibentangkan karena telah menjadi unsur pokok pikiran Islam yang modern.

Pertama, pemusatan yang telah kita lihat dalam pergerakan-pergerakan modern yang lain atas diri Muhammad saw. judul asli Roh Islam (The Spirit of Islam) adalah "Riwayat hidup dan ajaran Muhammad saw." (The Life and Teachings of Muhammad) cukup untuk menunjukkan tempat pusat gagasan tersebut dalam penjelasannya. Berlawanan dengan doktrin Sufi tentang Muhammad saw. penjelasannya tidak memuat sindiran sedikit pun tentang kekeramatan; Muhammad saw. digambarkan sebagai penjelmaan dan contoh kebajikan manusia dalam penjelmaannya yang paling agung. Amir Ali sendiri membawa liberalismenya hingga titik pandang Quran sebagai karya Muhammad saw. Dalam hal itu, ia tidak diikuti oleh kaum modernis umumnya yang tetap mempertahankan doktrin ortodoks bahwa Quran sekata demi sekata adalah kalam Allah asli.

Kedua, ajaran Muhammad saw. dihidangkan dalam istilah cita-cita sosial zaman sekarang. Empat kewajiban (salat, puasa, zakat, haji) dianjurkan --tidak seakan-akan dibela-- atas dasar yang masuk akal berhubungan dengan faedah sosial dan badaniah. Adanya perhambaan, poligami, talak, dan lain-lain kelemahan moral dan sosial dalam masyarakat Islam diakui, akan tetapi diterangkan sebagai berlawanan dengan ajaran Quran yang benar dan tanggung jawab bagi aturan-aturan tadi diletakkan di pundak ulama-ulama dan ahli fiqih yang kemudian. Perhambaan adalah bertentangan dengan ajaran Quran tentang persamaan segala Bani Adam; poligami terlarang dengan syarat-syaratnya dalam Quran; perceraian harus seluruhnya ditolak dengan semangat ajaran dan contoh Muhammad saw. Dalam tahun-tahun belakangan ini, banyak negara-negara Islam telah mengadakan perundang-undangan sipil untuk menyempitkan hukum perkawinan dan perceraian, sebagaimana juga dalam bidang lain dari syariat yang dijalankan dalam mahkamah Islam, walaupun hanya negara Turki yang menggantikan hukum agama ini dengan perundang-undangan Barat murni. Perhambaan telah dibatalkan dengan undang-undang di seluruh negara Islam kecuali Arabia, dalam pertengahan kedua abad kesembilan belas.

Ketiga, tekanan yang jatuh atas Islam, sebagai kekuatan peradaban yang progressif, kejayaan Baghdad dan Kordoba, keuntungan pelajaran dan ilmu pengetahuan, kelelaan keagamaan dan penerimaan filsafat Yunani, pembinaan rumah sakit-rumah sakit, dan wakaf-wakaf perguruan, semua itu dibandingkan dengan keadaan di Eropa waktu abad pertengahan. Bahkan muslimin terpelajar yakin bahwa kebangkitan baru dalam ilmu pengetahuan dan Renaissance di Eropa telah terjadi berkat dorongan dari kebudayaan Islam, dan karena penggunaan kepandaian kecerdasan dan teknik Islam oleh sarjana dan para tukang Eropa.

Disamping pemakaian guna pembelaan dan perlawanan alasan tadi menyangga pula dua kedudukan modernis. Sudah digunakan oleh Syekh Muhammad Abduh bahwa Islam apabila diterima dan dijalankan dengan benar, menolak tiap-tiap bentuk campuran agama dan mengharuskan penganutnya untuk menuntut segala bidang pelajaran dan ilmu pengetahuan dengan kegiatan sebesar mungkin. Inilah tangkisan terhadap kemunduran pelajaran keduniawian dalam abad pertengahan dan pemusatan pelajaran ilmu ketuhanan dan kesusasteraan di madrasah-madrasah. Pengesahan bagi doktrin tersebut didapati dalam dalil-dalil Quran yang berjumlah besar terutama tujuan dan desakan untuk mempelajari ayat Quran Allah dalam alam semesta dan dalam beberapa ucapan-ucapan terkenal yang berasal dari Nabi Muhammad saw., misalnya; "Carilah pengetahuan bahkan hingga di Tiongkok!" dan "Tinta sarjana adalah lebih suci daripada darah seorang syahid."

Kedudukan lain ialah para muslimin dalam mengambil alih pelajaran dan ilmu pengetahuan Barat modern hanya melanjutkan warisan peradabannya sendiri. Alasan ini paling meyakinkan diajukan oleh Sir Muhammad Iqbal (1876-1938), tokoh perumusan hari modern doktrin Islam. Lain dari kaum modern yang terdahulu, maka dasar-dasar Islam ilmu ketuhanan Iqbal diambil dari filsafat Sufi yang ditafsirkannya dalam istilah-istilah superman Nietzhe dan teori Bergson tentang evolusi kreatif. Filsafat aktivitasnya sendiri yang dinyatakannya dalam serangkaian syair Persia dan Urdu menarik perhatian besar dari angkatan muda muslimin India dan menyumbang timbulnya Pakistan sebagai suatu negara Islam merdeka dalam tahun 1947. Ajarannya diberi bentuk sistem dalam serangkaian kuliah dalam bahasa Inggris dalam tahun 1928 di bawah judul Pengubahan Baru Pikiran Agama dalam Islam (The Reconstruction of Religious Thought in Islam) akan tetapi hingga sekarang masih diragu-ragukan sampai mana ia menemukan penganut di luar Pakistan dan India.

Suatu kemajuan lain dalam masyarakat Islam selama abad kesembilan belas harus dicatat. Kemajuan itu ialah kedatangan kembali aliran kecondongan untuk membentuk aliran-aliran sinkretis baru; dalam abad-abad terdahulu telah menjelma dalam munculnya kaum Nusairi, kaum Druz, Jazadi, sejumlah aliran Syi'ah, dan akhir-akhir ini pergerakan Bektasyi dan Sikh. Oleh karena itu, tidak ada alasan mencari-cari pengaruh Barat guna menerangkan kemunculannya. Aliran baru yang pertama terbit dari ajaran filsafat Syekh dalam Syiah Persia dan dipimpin oleh Sayid Ali Muhammad dari Syiraz. Ia menamakan dirinya dengan lambang tua. Bab pintu gerbang, tempat kebenaran Ilahi telah disiarkan. Ia mengajarkan suatu campuran doktrin agama yang liberal dengan unsur-unsur kebatinan, dan setelah penganut-penganutnya memberontak, dihukum mati dalam tahun 1850.

Aliran Babi pecah menjadi dua setelah ia wafat. Sebagian besar menganut muridnya Baha'ullah (1817-1892), yang mengembangkan doktrin asli menjadi suatu agama universal perdamaian dan kemanusiaan yang dinamakan aliran Baha. Agama baru tadi yang sekarang di luar batas Islam telah mendapat dukungan di Persia dan Amerika Serikat; markas besarnya ialah di Haifah, Palestina.

Pergerakan sinkretis lain yang penting terbit di India sebagai reaksi terhadap pergerakan Aligarh. Pemimpinnya Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (m. 1908), menuntut menjadi pembawa wahyu untuk mentafsirkan Islam bagi keperluan zaman baru. Selain itu ajarannya tentang perdamaian, itikadnya hanya berbeda sedikit dari doktrin pembaharu ortodoks yang lunak, yang menolak pemujaan wali-wali. Mirza Ghulam Ahmad beserta organisasinya menjadi kuat dengan pesat diserang oleh kaum ortodoks, terutama karena tuduhan mementingkan diri sendiri dan dicap sebagai penyeleweng.

Setelah meninggalnya Khalifah atau penggantinya yang pertama dalam tahun 1914 Ahmadijah terpecah menjadi dua. Cabang asli atau cabang Qadiani tetap mempertahankan tuntutan pendirinya ialah seorang nabi dan tetap mengakui seorang khalifah; yang memisahkan diri atau partai Lahore menolak kedua tuntutan itu dan membentuk suatu lembaga untuk mempropagandakan Islam di bawah seorang kepala baru. Cabang Lahore akhirnya berusaha untuk didamaikan lagi dengan ahli sunah waljamaah, meskipun para alim ulama masih memandangnya dengan kecurigaan.

Kedua cabang menarik perhatian dengan kegiatannya dalam penyiaran Islam, tidak hanya di India, akan tetapi juga di Inggris dan Amerika. Khusus partai Qadiani ialah lawan yang giat bagi penyiaran agama Kristen di Indonesia, Afrika Selatan, Timur, dan Barat. Jumlah penganutnya tidak dapat ditaksir dengan kepastian, akan tetapi di India sendiri jumlahnya sedikit tidak berarti apabila dibandingkan dengan banyaknya umat Islam di sana.

Pembahasan tentang perkembangan Islam --meskipun pendek-- di hari belakangan ini telah dapat menunjukkan kekuatan-kekuatan yang telah memberikan bentuk pada pendirian agama para muslimin dalam waktu lampau tidak kehilangan tenaga sedikit pun. Sebagaimana juga dalam masyarakat keagamaan bersejarah yang lain-lain dua kecondongan yang saling berlawanan, akan tetapi saling melengkapi, senantiasa bekerja. Reaksi para kesederhanaan merupakan usaha untuk mempertahankan warisan dan sunah jamaah serta masyarakat Madinah, begitu pula perjuangan yang tidak ada hentinya terhadap "bid'ah-bid'ah" yang membahayakan kemurnian doktrin dan amal primitif. Kecenderungan cara Katholik menerima berjenis-jenis pendapat dan adat kebiasaan dalam soal yang kurang penting dan terang-terangan menerima keharusan tafsiran baru untuk menghadapi kebutuhan baru dan yang dirasakan perlu.

Beberapa kali pemimpin agama Islam, waktu dihadapkan dengan tuntutan mendesak akan cara-cara berfikir baru, telah berusaha memberikan keterangan baru dalam istilahnya patokan-patokan abadi dari tafsiran Quran tentang alam semesta. Dengan tidak dilebih-lebihkan kami boleh menyebutkan paham Stoa Islam, paham Aristoteles Islam, Panteisme Islam semuanya didalam empat penjuru masyarakat ortodoks. Reaksi paham kesederhanaan dan kemurnian tidak pernah dapat membalikkan kecenderungan ini dan memulihkan perumusan dan penyerapan primitif. Reaksi tersebut mungkin dan dapat merusakkan kompromi semangat Katholik, apabila kompromi tadi dirasakan jauh hingga tidak sesuai dengan pengalaman agama Islam yang asasi. Dari sejarahnya yang lama dalam Islam sendiri, Islam telah memperoleh baik kemampuan menyesuaikan diri maupun keuletan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan pikiran filsafat modern, walaupun kata-kata jawabannya masih harus dirumuskan.

Bahaya yang mengelilingi Islam sebagai agama sekarang barangkali lebih besar daripada bahaya yang dihadapi di masa lampau. Paling nyata ialah bahaya yang datang dari kekuatan-kekuatan yang telah meruntuhkan dan mengancam untuk meruntuhkan semua agama ketuhanan. Dorongan dari luar, dari keduniawian, dalam bentuk pembujukan nasionalisme maupun dalam doktrin materialisme ilmiah dan tafsiran ekonomi sejarah telah meninggalkan bekas-bekas pada beberapa bagian masyarakat Islam. Betapa pun pengaruhnya berakal busuk, mungkin lama kelamaan kurang berbahaya daripada berkurangnya kewaspadaan suara hati keagamaan dan kelemahan sunah Katholik Islam.

Kedua-duanya condong dipercepat oleh pemecahan gabungan antara tarekat-tarekat agama, lapisan pertengahan, dan lapisan atas masyarakat Islam. Tempat mereka tidak dapat diisi oleh para alim ulama dan susunan resmi karena alim ulama tidak pernah berusaha atau menunaikan pimpinan dan bimbingan kerohanian para mukminin perseorangan yang menjadi sebagian tugas kependetaan Kristen. Setelah suatu sela yang agak lama, lembaga-lembaga baru telah mulai melengkapi kebutuhan yang dahulu dicukupi oleh tarekat-tarekat Sufi, akan tetapi dalam bidang terbatas sekali dan dengan perbedaan tekanan. Usaha yang teratur diperlukan untuk menghadapi kedua tantangan dari dunia luar dan kerusakan keduniawian di dalam. Kelemahan golongan-golongan yang teratur ialah kecenderungannya untuk menitikberatkan persatuannya lebih dari keoknuman dan menilai persatuan sosial lebih tinggi daripada kebaktian perseorangan. Dengan mengadakan persatuan lahir mereka mungkin tidak hanya gagal untuk membangkitkan kembali ketegangan kerohanian yang melembek, akan tetapi mungkin menggantikannya dengan persamaan emosi dengan golongan tersebut. Oleh karena itu, lembaga-lembaga baru condong menjadi klik-klik. Sejauh simpati mereka, "modernis" atau barang siapa yang juga memiliki penyerapan mereka terbatas pada "fundamentalis", "aktivis" atau "pasifis" sebagaimana halnya terjadi, mereka makin melemahkan perasaan dan tujuan moral masyarakat dalam dunia Islam umumnya.

Akibat-akibat keadaan tadi mengenai umat sebagai kesatuan para alim ulama diletakkan tanggung jawab istimewa. Tugas bersejarah mereka ialah untuk mengimbangkan antara dua barang ekstrim, untuk mempertahankan keseimbangan dan sifat Katholik "Gereja" Islam, mengatur dan mewakili suara hati agama umat umumnya. Ketidaksabaran golongan yang berlagak pembaharu dengan "obskurantisme" (perbauran) daripada alim ulama mudah dipahami; sunah merupakan beban berat baginya, sebagaimana juga bagi segala pembela yang yakin dari lembaga-lembaga yang akar-akarnya telah mendalam sejak beberapa abad dan bersembunyi di bawah permukaan kehidupan. Sukar untuk mungkir bahwa jumlah terbanyak para alim ulama memiliki kesempitan pandangan, suatu ketidakmampuan bahkan keseganan untuk menginsyafi tuntutan-tuntutan penghidupan baru di sekitar mereka dan menghadapi soal-soal penting yang sedang menentang umat Islam.

Meskipun dengan segala kesalahan yang dituduhkan kepada mereka dengan kurang atau lebih kebenaran, mereka sebagai suatu badan tidak pernah gagal melayani kepentingan agama yang utama dari umat Islam. Dengan ketekunan mereka yang diilhami oleh keyakinan mereka dan dikuatkan oleh perasaan persatuan mereka yang teguh, ketiadaan suatu susunan martabat memberikan cukup gaya pegas untuk mencegah ketekunan tadi berubah menjadi penghalang biasa. Apabila mereka lambat mengikuti cara-cara yang berubah dalam pikiran dan mencari kepentingan langsung dari lapisan-lapisan yang berkuasa karena perjuangannya yang lama terhadap gubernur-gubernur keduniawian dan filsafat keduniawian --mereka telah banyak berusaha bagi pembelaan kebebasan agama dan perseorangan.

Perluasan modern negara telah mengurangi, khusus dalam bidang pendidikan lapangan kegiatan-kegiatan yang dahulu diawasi oleh para alim ulama, hanya di Turkilah pertikaian didorong hingga tahapan yang ekstrim. Dalam suatu hal, alim ulama tidak mau berkompromi. Islam, sebagai suatu jalan hidup tegak atau jatuh dengan kekuasaan syariat. Semua percobaan untuk menurunkan syariat dari takhtanya untuk melemahkan kuasanya, untuk mengundurkan Islam sehingga satu badan kepercayaan swasta, tanpa hasil praktis dalam hubungan sosial, selalu telah menimbulkan dan selalu akan menimbulkan perlawanan terbuka dari pihak mereka.

Disitulah letaknya titik krisis. Bagi kaum pembaharu yang bersemangat, kelambatan proses persesuaian yang diperlukan untuk menyelamatkan persatuan masyarakat tidak dapat dibiarkan begitu saja, dan mereka dengan tidak sabar mengharapkan negara mempercepat proses tersebut. Akibat usaha demikian akan melemparkan para alim ulama sebagai suatu badan kedalam ketiadaan dan "fundamentalisme," dan hasilnya terakhir ialah pemecahan. Kami patut menghormati para pelopor yang telah merintis jalan-jalan baru jauh di depan badan utama; tetapi yang menciptakan dan memelihara peradaban adalah mereka yang kemudian menyusul untuk membangun perdamaian, ketertiban, dan keadilan, serta yang memperkaya semangat manusia dengan mempersatukan kegiatan dan sumber-sumber dunia baru dengan harta yang hidup dari dunia yang lama. Kecuali jika para alim ulama tetap setia pada jabatannya memelihara keseimbangan dan dapat memuaskan hati nurani akhlak kaum muslimin yang paling terpelajar. Pada waktu yang sama --sepanjang semua perubahan-perubahan yang perlu-- dapat menyelamatkan intisari kepercayaan dan kesusilaan Islam, mereka tidak akan dapat menyelamatkan warisan agama Islam daripada unggisan asam-asam yang merusakkan zaman kita

Referensi:
Adams, C.C. Islam and Modernism in Egypt. O.U.P, 1933.
Browne, E.G. The Persian Revolution of 1905-1909. Cambridge: 1910.
Gibb, H.A.R. Whither.Islam? London: 1932.
Gibb, H.A.R. Modern Trends in Islam. Chicago: 1947.
Hourani, A.H. Syria and Lebanon. O.U.P: 1946.
Hurgronje, C. Snouck. The Achehnese. 2 jilid. Leiden: 1926.
Iqbal, Sir Mohammad. The Secrets of the Self. Diterjemahkan oleh R.A. Nicholson. London: 1920.
Iqbal, Sir Mohammad. The Reconstruction of Religious Thought in Islam..Edisi kedua. London: O.U.P,_1934.
Miller, W.M. Bahaism, its Origin, History, Teaching. New York: 1931.
Philby, H. St. J.B. Arabia. London: 1930.
Smith, W.C. Modern Islam in India. Edisi kedua. London: 1946.
Titus, Murray. Indian Islam. London: O.U.P, 1930.

**holbleurashter in networks

ORASI - KOPERASI DALAM ERA GLOBAL

oration /Orasi

oration [aw ráysh'n]
(plural orations)
n
1.formal public speech: a speech, lecture, or other instance of formal or ceremonial public speaking
2.pompous speech: a speech that is considered pompous, boring, or inappropriately long
3.public speech showing rhetorical skills: an academic speech that is designed to show the speaker's rhetorical skills, especially a speech given as an exercise in public speaking, often in a public speaking contest
4.style of speech delivery: the way in which a speech is delivered, or a way of speaking

[14th century. < Latin oration- < orat- (see orator)]
Encarta ® World English Dictionary © & (P) 1998-2005 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Contoh Orasi :

Orasi dengan tema : Koperasi dalam Era Global
PROSPEK KOPERASI BERKUALITAS SEBAGAI PILAR EKONOMI RAKYAT

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini diadakan orang karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan ataupun rumah tangga. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus-menerus. Oleh sebab itu, dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama yang bernama Koperasi. Koperasi mempunyai prospek atau pandangan ke depan untuk menyejahterahkan anggota ataupun masyarakatnya serta mencukupi kebutuhannya. Seperti contoh, koperasi membuka lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh ekonomi lemah yang mendorong rakyat lebih dapat menghidupi keluarganya, atau sebagai usaha simpan pinjam yang dapat digunakan rakyat untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
Koperasi di Indonesia, anggotanya sebagian besar masih terdiri dari masyarakat yang tingkat ekonomi dan pengetahuannya rendah. Kehadirannya sering dikaitkan dengan sebuah organisasi yang hanya memberi pinjaman pada anggota. Kalau keadaan ini tetap dibiarkan, maka selamanya koperasi akan sulit untuk berkembang pesat. Koperasi justru bisa berkembang pesat di negara maju, sebab masyarakatnya sudah mempunyai anggapan bahwa sebenarnya koperasi merupakan sebuah organisasi modern. Lain dengan di Indonesia, koperasi masih dianggap sebagai wadah yang mempunyai semangat tradisional. Di samping itu, anggota dari yang berpendidikan dan tenaga profesional dalam sebuah koperasi juga kurang. Sebagaimana kegiatan ekonomi lainnya, semestinya koperasi mempunyai pengelolaan, volume, wilayah dan pengusahaan yang besar.
Maju dan berkembangnya koperasi ditentukan oleh modernisasi. Beberapa petani dan pengusaha sektor informal yang menjadi anggota koperasi harus didorong menjadi pengusaha formal yang mengenal modernisasi. Pendidikan bagi para anggota dan pengurus lebih ditingkatkan dari yang ada saat ini. Dari koperasi yang beranggotakan pengusaha formal, tidak tertutup kemungkinan koperasi tersebut dapat membuka cabang di bidang usaha yang lain yang merupakan prospek koperasi tersebut. Selain usaha simpan pinjam, koperasi akan bisa menciptakan lapangan kerja. Selain itu, koperasi juga harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip ekonomi, yaitu mencari laba dan memberi kesejahteraan pada anggota.
Hambatan lain bagi koperasi di Indonesia sampai saat ini, terletak pada motif masyarakat yang menurun. Baik anggota maupun pengurus masih ada yang bermental lemah. Hal ini menyebabkan koperasi sulit berkembang kalau sejak awal anggota dan pengurus itu sudah mempunyai niat jelek terhadap koperasi tersebut.
Dewasa ini, banyak koperasi yang belum dapat mencapai cita-citanya seperti yang diharapkan rakyat atau masyarakat sekitar, khususnya para anggota. Ketidakberhasilan koperasi ini sebagai akibat dari lemahnya manajemen dan permodalan. Dari segi kuantitatif, perkembangan koperasi dewasa ini telah banyak kemajuan. Tetapi, secara kualitatif belum sepenuhnya mencapai seperti apa yang diharapkan masyarakat bahwa koperasi yang bertujuan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya. Dalam hal ini, pihak pemerintah sendiri belum memberikan kepercayaan sepenuhnya terhadap koperasi yang ada. Hal ini dapat kita lihat, pemerintah dalam menyalurkan bahan yang dikelola/dikendalikan oleh pemerintah, misalnya: pupuk, gula pasir dan lain sebagainya, sebagian besar dalam penyalurannya masih diserahkan kepada pihak swasta. Ini semua dapat digunakan sebagai bukti bahwa kemampuan dan kualitas koperasi yang ada sekarang ini belum mencapai sebagaimana yang diharapkan.
Dalam menghadapi situasi sekarang, di mana perekonomian dunia cenderung tak menentu, kehadiran koperasi yang benar-benar mandiri sangat diperlukan. Kehadiran koperasi dalam perekonomian nasional, sebagai salah satu pelaku ekonomi sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, dan diharapkan akan mampu memberikan point tersendiri dalam usahanya untuk memecahkan permasalahan nasional yang timbul, yaitu masalah kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta pemerataan pembangunan. Oleh sebab itu, pembangunan nasional merupakan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 yang pada hakikatnya adalah untuk mewujudkan masyarakat yanga dil dan makmur. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional itu, koperasi terutama telah berperan dan mendukung perkembangan sektor pertanian dan industri kecil guna memenuhi para anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.
Masalah nasional ini akan dapat diatasi, setidaknya sebagian melalui pengembangan itu sendiri, baik pengembangan dalam segi kuantitas maupun aspek kualitasnya. Dengan demikian, jelaslah sekarang bahwa peran serta masyarakat sebagai anggota sangat menentukan terutama dalam menjaga citra koperasi di mata masyarakat dan merupakan prospek yang dituangkan dalam sebuah wadah koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat.
.e.n.d.

**HOLBLEURASHTER IN MIND
HORTARORY EXPOSITION
Dialogue
Agus Dian Pratama/01
Alicia Puspitasari/03
Chandra Prasetyo/08
Ria Putri Ramadhani/23

Agus : Hi, Ria! Do you know where Chandra is now? I need him; there are some troubles in his group.
Ria : I’m so sorry…I don’t know where Chandra is now. But, at 2 o’clock in the afternoon, I saw him with his friend in library.
Agus : That’s making me crazy! I must handle all problems which must he get.
Ria : What problem is it?
Agus : So much! I’m losing my mind!
Ria : Tell me … please …
Agus : Okay, He didn’t do our job today. For example, task group. And it must be submitted at 4 o’clock p.m. now, 2.45 (two-forty five).
Ria : Calm down, Agus. That’s Alicia (with pointing his hand to Alicia), I think she know where Chandra is now.
Agus : I hope so …
Ria : Hi Alic!
Alicia : Hi Guys! What’s going on?
Ria : That boy! I was terrified!
Alicia : Who?
Agus : Chandra. Make some trouble again now! I fed up with him.
Alicia : What is it?
Agus : Some task didn’t finished now.
Alicia : Because of me? I’m so sorry before… I’ve got headache.
Ria : Hem…That’s Chandra!
Agus : You’re such a pain in the neck!
Chandra : Watch your words, boy!
Agus : Herr…
Chandra : What’s wrong?
Ria : Are you finished your task today?
Chandra : Of course! English, Math’s, Japan,
Agus : Okay! I hope you will be aware!
Chandra : %$^#@!
Agus : Bye girls!
Alicia : Are you really doing your entire task today?
Chandra : What I have been mentioned
Ria : Indonesian?
Chandra : Ha? O_o Indonesian?
Alicia : Oh boy! Are you real not remembering it?
Chandra : Well, I just don’t understand why he didn’t tell me the truth. I would not have been so mad about this if he had told me the truth to me.
Ria : Chandra, as a good friend, I will give you an argument for our friendship. We are friends since this class begins. And to find a friend is more difficult than enemies. If we didn’t want to break our friendship, we must handle it. How about you, Alicia?
Alicia : That’s right! All people need friends to motivate their life, we are social living thing, we must have that ones. Understand each other; solve a problem that is means of friendship.
But … It does really make me ashamed! I have friend like you.
Ria : Oh, please, calm down, buddy. Okay, I want to go to Agus. And you, Chandra, you should have clarified to him. I’m extremely upset with this one. Bye…
Chandra : Alicia, please tell me the truth. I don’t understand. If I wrong, I will check it now. Please …
Alicia : Today! Friday, 15th May 2009
(Friday, fifteen May two thousand and nine), all students must do task in a group! And, a real name, his name is Chandra Prasetyo must be leader in his group for finishing that’s task. The entire task must submit in Mrs. Tutik chairs at 4 o’clock.
Chandra : That’s me!
Alicia : How embarrassment! You are a leader! I think you must know everything about that.
Chandra : Oh my God! Tell me it never happened. $$$
Alicia : Okay, everyone makes mistakes, don’t they? Besides, we are good friends, aren’t we? So, go to him, and … I think you know what you must do! Good Luck!
Chandra : Thank you so much! Come on.
Ria : Hi Gus!
Agus : Hi Ria! How?
Ria : I don’t know.
Chandra : Gus, I’m so sorry about that. Please forgive me…
Agus : %%%
Alicia : I know you are really furious about this. Chandra was afraid if you angry with him.
Ria : It was accident, Gus. He forgets it, because he has broken heart.
Agus : Well, who cares? He has to responsible for this
Ria : Gus! Don’t be arrogant! We have been long enough together in this friendship. You can see around, many mistakes appeared when they have long time to be a friendship. You ought to know that!
Alicia : While we realize that friendship is always be a good condition, that’s wrong. Because delicate flavor in a friendship is the problem of which longer progressively respect? Okay! Chandra told me that he will be responsible for that. He promised to do it now.
Agus : Sure?
Chandra : Yeah…please forgive me,
Agus : Okay, I will forgive you. Now, do the task and submitted. I have finished half.
Chandra : Thanks! You are my best friend.

HORTARORY EXPOSITION

Friendship and problems

If we are good friends in our group and if there’s problem making us break that represent a big possibility will be more respect friendship in their group. Friendship will be more heat with existence of problem. We should check in our self. Can we really be a good partner?
While we realize that friendship is always be a good condition, that’s wrong. Because delicate flavor in a friendship is the problem of which longer progressively respect? We can see around, many mistakes appeared when they have long time to be a friendship. Find a friend is more difficult than enemies. If we didn’t want to break our friendship, we must handle it.
There are many reasons make it broken. For example, monkey love? It can make friendship be loose. Or their friendship is broken off? We should have clarified everything to our friends, if we really make it own. All people need friends to motivate their life, we are social living thing, we must have that ones. Understand each other; solve a problem that is means of friendship.
When we can handle and understand friendship, we’ll never break it. Our friendship will be more good and nice to solve any problems.
A. Penyebab bau badan
Ada beberapa penyebab yang membuat aroma badaan tak sedap. Kenali penyebabnya dan terapkan solusinya.
1. STRES
Gejolak emosi yang berlebihan, gugup, gelisah, memicu peningkatan produksi keringat. Buruknya lagi, jiwa yang tertekan dan depresi menimbulkan rasa malas memperhatikan kebersihan dan kesegaran tubuh. SOLUSI: Minumlah 2 gelas air putih setiap bangun tidur pagi hari. Setelah itu lakukanlah olah raga ringan selama 30 menit. Misalnya : jogging, aerobik, senam atau jalan santai. Bisa juga berenang 3 kali seminggu. Olah raga membuat tubuh segar, sehingga pikiran lebih
tenang. Sediakan waktu untuk bersantai, minum jus, membaca sambil mendengarkan musik.
2. KERINGAT & BAKTERI
Stres dapat menyebabkan produksi keringat yang berlebihan. Akibatnya banyak bagian tubuh yang berpotensi mengeluarkan bau tak sedap. Misalnya, rambut, mulut, gigi, ketiak, punggung, tengkuk, telinga, belakang telinga, lipatan paha, telapak kaki, sela-sela jemari tangan dan kaki, kuku dan lainnya. SOLUSI: Usahakan minimal mandi dan gosok gigi 2 kali per hari dan keramas 3 kali per mingu. Setiap kali mandi, ganti pakaian Anda termasuk pakaian dalam. Setiap kali manadi, gunakan sabun antiseptik. Setelah mandi, usapkan body lotion ke seluruh tubuh. Terutama kaki, tangan dan leher agar kulit terasa halus lembut dan senantiasa harum. Pemakaian body lotion bisa juga diulang pada siang hari untuk mendapatkan kesegaran baru. Kenakan baju yang terbuat dari bahan katun atau kaus. Hindari pakaiaan berbahan nylon dan serat sintetis lainnya. Pilih model pakaian yang sederhana agar Anda tak merasa risih dan grogi. Selain itu, pastikan pakaian Anda nyaman dan tak terlalu ketat agar kulit dapat bernapas. Selain membersihkan tubuh dan pakaian, perhatikan juga kebersihan sepatu dan tas Anda. Bau badan bisa juga bersumber dari sepatu, sandal atau tas Anda.

3. PENYAKIT
Gangguan kesehatan tertentu seperti radang lambung, radang saluran pernapasan, diabetes, sariawan, telinga, gigi berlubang, keputihan, eksim juga bisa mengakibatkan BB. SOLUSI: Bila Anda mengalami gangguan kesehatan segeralah hubungi dokter dan berobat hingga sembuh tuntas.

4. MAKANAN & MINUMAN:
Aroma tubuh kita dipengaruhi makanan dan minuman yang kita konsumsi. SOLUSI: Anda yang mempunyai masalah BB sebaiknya menghindari minuman beralkohol, makanan pedas, berbau menyengat seperti petai, jengkol, bawang putih, bawang merah, bawang Bombay, terasi, bumbu kari dan durian. Perbanyak asupan air putih, jus buah, sayur-mayur dalam menu Anda.
1. WEWANGIAN:
Anda yang mempunyai masalah BB, harus ekstra hati-hati memilih parfum. Parfum tertentu dengan aroma berat menyengat bisa membuat BB semakin santer dan membuat pusing orang di sekitar. SOLUSI: Pilih wewangian beraroma ringan dan segar, misalnya aroma bunga. Percikkan parfum ke beberapa bagian tubuh yang cukup berjauhan dengan daerah sumber BB agar aroma parfum tak tercampur BB. Kalau mungkin gunakan deodorant yang menggunakan anti respirant. Selain mengharumkan, kandungannya zat di dalamnya mematikan bakteri.
B. Dampak yang ditimbulkan oleh bau badan
1. Dampak untuk diri sendiri
a. Dijauhi teman
b. Tidak bergairah dalam melakukan segala aktivitas
c. Merasa kurang percaya diri dengan apa yang dilakukannya
d. Kurang harmonisnya hubungan dalam pergaulan

2. Dampak untuk orang lain
a. Merasa terganggu
b. Merasa tidak nyaman


C. Cara tradisional mengatasi bau badan
1. Ramuan Pertama:
a. 1 buah jeruk limau yang agak besar
b. 3 sendok makan kapur sirih
c. 1 sendok teh bubuk merica
d. 1 sendok teh bubuk kapur barus

Campurkan semua bahan tersebut lalu oleskan pada ketiak. Ramuan ini berfungsi mengusir bau badan sekaligus sebagai antikeringat.

2. Ramuan Kedua:
Ambil 4-6 lembar daun sirih (Piper beetle L.). Rebus dengan dua gelas air. Air rebusannya diminum setiap pagi. Boleh ditambahkan sedikit gula.

3. Ramuan Ketiga:
Sepotong tawas dihancurkan, lalu dicampur dengan 1 sendok makan sari buah jeruk kasturi (Citrus microcarpa bunge) atau lebih dikenal dengan nama jeruk limau. Oleskan pada ketiak setiap usai mandi.

4. Ramuan Keempat:
Segenggam daun beluntas direbus dengan tiga gelas air, hingga airnya tersisa 1,5 gelas. Minumlah selagi masih hangat. Boleh ditambah sedikit gula. Daun beluntas muda bisa juga dimakan sebagai lalapan. Daun beluntas dapat membasmi koloni bakteri Floranormal anaerob (yang tak terserap) pada lipatan tubuh.

5. Ramuan Kelima:
Air perasan segenggam daun sirih dicampur dengan sari jeruk kasturi atau jeruk limau. Gunakan sebagai deodoran. Caranya, gosokkan ke bagian ketiak seusai mandi dan sebelum tidur.

6. Ramuan Keenam:
Beberapa lembar daun jeruk purut diiris kecil-kecil, lalu dibubuhi kecap atau dicampur sambal, disantap sebagai lalapan. Kandungan minyak asiri (limonena) dalam daun jeruk purut (Citrus hystrix) akan memperbaiki metabolisme lemak, sehingga tidak perjadi peroksida lemak yang menurunkan senyawa-senyawa yang menimbulkan bau tak sedap.

7. Ramuan Ketujuh:
Ambil dua jari kunyit, kupas, lalu cuci bersih. Parut kunyit, lalu saring. Campur dengan 2/3 gelas air panas yang sudah dibubuhi gula aren sebesar ibu jari tangan. Aduk sampai rata. Biarkan sebentar, hingga kunyit mengendap di dasar gelas. Minum setiap menjelang tidur malam.

8. Ramuan Kedelapan:
Siapkan daun kenanga sebanyak dua genggam tangan dan temu giring yang sudah dikelupas sebanyak satu genggam. Kedua bahan tersebut ditumbuk halus, dibuat tablet sebesar kelereng kecil atau kapsul. Keringkan dengan cara dijemur pada terik matahari lalu disimpan dalam toples yang kering. Minum setiap habis makan pagi dan malam sebanyak satu tablet.

**HOLBLEURASHTER IN NETWORKS

SPOOF TEXT

Definition and Social Function of Spoof

Spoof is a text which tells factual story, happened in the past time with unpredictable and funny ending. Its social function is to entertain and share the story.

Generic Structure of Spoof
1. Orientation
2. Events
3. Twist

Language Feature of Spoof
1. Focusing on people, animals or certain things
2. Using action verb; ate, ran, etc
3. Using adverb of time and place
4. Told in chronological order



EXAMPLE OF SPOOF TEXTS:

A. Nasreddin’s Coat

One day Nasreddin had been invited to the dinner party. He went to the party by wearing old clothes.
When he arrived in the party, nobody looked at him and nobody gave him a seat. He got no food in the party so he went home and change his clothes
Next he put on his best clothes. He wore his newest coat and went to the party again. The host at once got up and came to meet him. The host offered him the best table and gave him a good seat and served him the best food
Nasreddin sat and put off his coat. He put his coat and said; “Eat the food, Coat!” the hosts and guests were very surprised and asked Nareddin; “What are doing?” Nasreddin replied calmly; “When I came here with my old clothes, nobody looked at me. Then I went home and put on my best clothes. I came back in my newest coat and you all give me this best food and drink. So, you give food to my coat instead of me”. Getting Nasreddin’s answer, they just shook the head.

Generic Structure Analysis
Orientation: one day, Nasreddin was invited to a dinner party
Event 1: He was in the party with his old cloth
Event 2: He was in the party with his best newest coat
Twist: Among the hosts and guests, he aske his coat to eat the served food


B.Penguin in the Park

Once a man was walking in a park when he across a penguin. He took it to a policeman and said; “What should I do?” The policeman replied; “Take it to the zoo!”.
The next day, the policeman saw the man in the same park. The man was still carrying the penguin. The policeman was rather surprised and walked up to the man and asked; “Why are you still carrying the penguin? Didn’t you take it to the zoo?” The man replied; “I certainly did. And it was a great idea because the penguin really enjoyed it. So, today I am taking it to the movie”.
Analyzing the Text
Generic Structure Analysis
Orientation; introducing participants: “He” and Penguin. They were in the park
Event1; the man tended to take the penguin to the park
Event; the following day, the man were still carrying the penguin
Twist; even, finally the man would take the penguin to the movies
Language Feature Analysis
Focusing on certain participants; He, penguin, policeman
Using action verb; carry, walk up
Using adverb of time and place; once, in the park
Told in chronological order; chronological order by days, the next day


C.“That Phone is Off”

Soon after he left college, Dave found one of his uncles who was very rich and had no children of his own died and left him a lot of money, so he decided to set up his own real estate agency.
Dave found a nice office. He bought some new furniture and moved in. he had only been there for e few hours when he heard someone coming toward the door of his office.
“It must be my first customer” Dave thought. He quickly picked up the telephone and pretended to be very busy answering an important call from someone in New York who wanted to buy a big and expensive house in the country.
The man knocked at the door while this was going on. He came in and waited politely for Dave to finish his conversation on the phone. Then the man said to Dave; “I am from the telephone company and I was sent here to connect your telephone”
Notes on the Spoof’s Generic Structure
Orientation: Dave was a lucky man. He suddenly became a very rich man because of the death of his rich uncle who had no children. He inherited his uncle’s money.
Event 1: Being rich, he wanted to set up his estate company
Event 2: He had his new office. In his office, he pretended to be a very successful businessman. He acted as had an important client. He showed by making conversation on the phone.
Twist: The man whom he showed is a telephone technician. He came to Dave’s office to connect that phone.



D. “Private Conversation”

Last week I went to the theater. I had a very good seat. The play was very interesting. I did not enjoy it. A young man and a young woman were sitting behind me. They were talking very loudly. I got very angry. I could not hear the actors. I turned around. I looked at the man and the young woman angrily. They did not pay any attention. In the end, I could not bear it. I turned around again. “I could not hear a word” I said angrily. “It’s none of your business” the young man said rudely. “This is a private conversation”
(From: English New Concept)
Generic Structure Analysis
Orientation: introducing a writes as point of view “I” which is in a theatre last week
Event 1: the other theatergoers, young man and young woman, were talking noisily.
Event 2: the writer used physical language by turning around to the young man and young woman talk to not to make noisy.
Event 3: the write used verbal language by saying “I could not hear a word”.
Twister: the young man misunderstood the writer’s word and said; “It’s none of your business. It’s a private conversation”.


E. Abu Nawas and the King Aaron

The king wanted to test Abu Nawas’ smartness. So he invited Abu Nawas to the palace. “You want me, your Majesty?” greeted Abu Nawas. “Yes, you have fooled me three times and that’s too much. I want you to leave the country. Otherwise you will have to go to jail” said the king. “If that is what you want, I will do what you said” said Abu Nawas sadly. Then “Remember, from tomorrow you may not step on the ground of this country anymore” the king said seriously. Then Abu nawas left the king palace sadly.
The following morning the king ordered his two guards to go to Abu Nawas’ house. The guards were very surprised found Abu Nawas still in his house. He had not left the country yet. Instead leaving the country, Abu Nawas was swimming in small pool in front of his house. “Hey Abu Nawas, why haven’t you left this country yet? The king ordered you not to step on the ground of this country anymore, didn’t he?” said the guards. “Sure he did” answered Abu Nawas calmly. “But look at me! Do I step on the ground of this country? No, I do not step on the ground. I am swimming on the water” continued Abu Nawas.
The guards were not able to argue with Abu Nawas so they left Abu Nawas’ house and went back to the palace. The guards reported what they had seen to the king. The king was curious on Abu Nawas’ excuse not to leave the country. Therefore the king ordered his guard to call Abu Nawas to come to the palace.
Abu Nawas came to the palace on stilts. The king wondered and said “Abu, I will surely punish you because you haven’t done what I have said. You have not left this country”. The King continued “And now, look at you. You walk on stilts like a child. Are you crazy? The king pretended to be furious.
“I remember exactly what you said, Your Majesty” Abu Nawas answered calmly. “This morning I took a bath in the small pool in my house so that I had not to step on the ground. And since yesterday, I have been walking on this stilts. So you see, Your Majesty, I do not step on the ground of this country”. The king was not able to say anything.
Generic Structure Analysis
Orientation: Introducing Abu Nawas and the King on the counteracts about leaving and staying in the country
Event 1: Abu Nawas was swimming on the pool
Event 2: Abu Nawas was walking on the stilts
Twister: Abu Nawas explained that swimming in the pool and walking on the stilts meant not stepping on the ground of the country.

*HOLBLEURASHTER IN NETWORKS
I forgot where I got them...

Perkembangan Ajaran Islam,IlmuPengetahuan dan Kebudayaan

A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan


1. Pada bidang Akidah


Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang

bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah

Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia.

Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya

memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid

yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah

bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar

luas di dunia Islam

Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat

makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa

mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt

Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan

disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang

meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang

minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali

yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk

meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini.

Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan

doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT

Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh

karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan

perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai

berikut.
Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari

Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya

karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada

syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga

dinyatakan sebagai musyrik
Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga

dikatakan sebagai syirik
Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan

kekufuran
Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk

kekufuran.


Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut
,

makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat,

keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka

usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang

mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19

adalah sebagai berikut.
Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam.

Pendapat ulama bukanlah sumber
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup


Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan

pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya

Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan

pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi

mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi

ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan

nama Wahabiyah.


2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan


Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang

didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak

memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu

pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas

dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan

yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau

masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di

google)

Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi

tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya

tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah

maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)


Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam

sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga

periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman

kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat

Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan

merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai

memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran

dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.


a. Praperiode modern (1250-1800 M)

Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak

periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17,

mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang

dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut

diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk

menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada

Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan

perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699

Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka

kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab

kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan

kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu

itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau

pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai

kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk

mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat

Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas

khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan

institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik,

organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan,

karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia

lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke

paris

Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730

M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang

perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul

membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu

kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte

De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia

bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern.

Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay

dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah,

taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang

usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama

kalinya.

Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh

Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan

modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh

usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan

penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M

Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat

ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau

syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M)

yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas

saat itu


b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)

Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh - tokoh pembaruan yang pokok -

pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan

sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam

dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai

berikut.


1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid

Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir

dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan

pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi

antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah

universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki

menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari

negara tersebut.

2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah

1865-1935)

Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat

terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan

Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang

menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh

karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan

Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah

Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh

sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa

masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan

ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan

masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.


3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)

Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan

Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih.

Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut

nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu

kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena

mengunggulkan ilmu pengetahuan.


4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.

Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi

yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada

pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam

tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup

mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif

terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh

memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap

bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir

yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini

tidak cukup memuaskan mereka.


5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-189

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat

muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih

ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat

adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi

modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu

peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat,

nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman

kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib

membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari

pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain

dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah

teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an


6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-193

Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah

seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran

barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak

tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930

yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan

Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah

recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam

bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan

dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20



B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan

Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan

dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia

Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir

abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun

1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi

wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan

berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini

terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan

Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer

melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun

1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894

Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat

itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir

ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi.

Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya

dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan

Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang

etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip

kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka

mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu

pengetahuan.

Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah

berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan

luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak

berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan

masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman,

dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan

kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan

kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.

Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang

gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan

dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum

muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk

kehidupan manusia di permukaan bumi.

Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada

satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang

ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi

seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.



C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang

dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah

dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun

dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya

antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak

terulang di masa yang akan datang.

2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika

mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan

petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan

3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan

perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan

efisien

4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat

di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan

menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi

5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai

contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah

tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena

itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan

unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.

6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan

agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada

manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal

Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.


D. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan

sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah

sebagai berikut.
Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang

sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah

inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia

maupun di akhirat.
Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta

mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik

tidak akan terualng kembali.
Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu

sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa

rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan

menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan

yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.


E. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia


Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan

mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh

dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.

Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn

Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti

Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman

(Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris

(Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji

Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka

terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah

suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur

tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin

membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan

perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan

antara golongan adat dan golongan Paderi.
Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy,

seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia

di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci.

Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan

di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara

lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka),

Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri

Muhammadiyah)
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada

awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi.

Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.

a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan

pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta

b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia

memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul

kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan

hadis di Yogyakarta

c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di

Jakarta.

d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan

tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang

hampir sama dengan Muhammadiyah.

e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo.

Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi

kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan

kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah

menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).

f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di

bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di

dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam.

Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik

g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin.

Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.

h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh

Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang

pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan

umat Islam

i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei

1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi

kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi

j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan

dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak

terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam

politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan

lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi

seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi

kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut

dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para

pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

**HOLBLEURASHTER IN

NETWORKS

Senin, 09 November 2009

EXPLANATION TEXT

Contoh explanation text/example of explanation text

A. Tsunami

The term of “tsunami” comes from the Japanese which means harbour ("tsu") and wave ("nami"). A tsunami is a series of waves generated when water in a lake or a sea is rapidly displaced on a massive scale.

A tsunami can be generated when the sea floor abruptly deforms and vertically displaces the overlying water. Such large vertical movements of the earth's crust can occur at plate boundaries.

Subduction of earthquakes are particularly effective in generating tsunami, and occur where denser oceanic plates slip under continental plates. As the displaced water mass moves under the influence of gravity to regain its equilibrium, it radiates across the ocean like ripples on a pond.

Tsunami always bring great damage. Most of the damage is caused by the huge mass of water behind the initial wave front, as the height of the sea keeps rising fast and floods powerfully into the coastal area.
(simplified from www.panda.org)


B. Respiration

Every human needs the air that contains oxygen for breathing. Without it, we won’t life and we can’t do our daily activity. But, have you ever thought about the process of respiration?

First, the air enters through our nose. In the nose, it will be warmed by mucus membrane and it also will be cleaned by the soft hairs in the nose. After that, it flows through the throat, larinks, and trachea. And if there’s a strange thing which is brought by the air, it will be refused by a web which is located in trachea. Then, the air flows throught a branch of broncus called bronchiolus. The last, it enters into abranch of bronchiolus called Alveolus. Alveolus is collection of collection of the lung’s buble an it’s a place were the cange between oxygen and carbon dioxide happens.

That’s the process of respiration that we do all the the time because we are the living creature.


C. The Effects of Acid Soil

Soils with a pH of less than 7.0 are acid. The lower the pH, the more acid the soil. When soil pH falls below 5.5, plant growth is affected. Crop yields decrease, reducing productivity.
Soils provide water and nutrients for plant growth and development. Essential plant nutrients include phosphorus, nitrogen, potassium and sulfur. Plants require other elements such as molybdenum, in smaller quantities. Some elements eg aluminium and manganese, are toxic to plants.
Nutrients become available to plants when they are dissolved in water. Plants are able to take up phosphate, nitrate, potassium and sulfate ions in solution.
The solubility of nitients changes with pH. In acid soils (low pH), molybdenum becomes less soluble and aluminium becomes more soluble. Therefore, plant growth may be affected by either a deficiency of molybdenum or too much aluminium.
Both crop and pasture plants are affected by acid soils. there may be a range of symptoms. Crops and pastures may be poorly established resulting in patchy and uneven growth. Plant leaves may go yellow and die at the tips. The root system of the plant may be stunted. Crops may yield less.
Plants vary in their sensitivity to low pH. Canola and lucerne are very sensitive to acid soils so do not grow well. Lupins and triticale are tolerant to soils of low pH so they still perform well.
Land can become unproductive if acid soil is left untreated. Incorporating lime into the soil raises the pH. Therefore, liming soil can reverse the effects of acid soil on plants and return a paddock to productivity.



D. How Roman Roads were Built

The system of roads for mobility has been begun early decades. It was started since the Roman Empire conquered the world. The roads in Roman era were known as the best construction.
The Romans built roads are for the purpose of mobility, especially for the army. Having the best road, the army could march from one place to another. They built the roads as straight as possible, so that the army could take the shortest route.
It is interesting to know how the roads were built, which some of them are still in use today. First, the Romans builders would clear the ground of rocks and trees. Then they dug a trench where the road was to go and filled it with big stones. Next, they put in big stones, pebbles, cement and sand which they packed down to make a firm base. After that, they added another layer of cement mixed with broken tiles. On top of that rough construction, then they put paving stones to make the flat surface. These stones were cut so that they fitted together tightly. As the finishing touch, kerb stones were put at each sides of the road to hold in the paving stones. It was also used to make a channel for the water to run away.
(Partly taken from: www.teachingideas.co.uk)

E. BIOGEOCHEMISTRY CYCLE

Biogeochemistry is the exchange or change which always happen between living thing and died biosphere component. Biogeochemistry cycle is water recycle and the chemistry elements that involve the living thing and the rocks.
In an ecosystem, the matters in each tropic level are not passing away. The matter as organic composition will be recycling. Those elements enter into biotic component through the air, soil and the water. Matters recycle which involve the living thing and rocks, so that called biogeochemistry cycle.
All in this earth arranges by matter. This matter arranges up to chemistry elements, such as Carbon, Oxygen, Nitrogen, Hydrogen and Phosphor. Those elements are uses by producer for forming organic material with helping by sun or chemistry reaction.
The organic result matter is the energy resources for organism. Eat process and eaten in the food chain have consequence in the matter flow from one link to other link. Although the creature in the chain died, the flows will continues. The die creature will be decomposes by the decomposers which enter to next food chain. That happened continually, so that forms an energy flow and the matter cycle. (holbleurashter in mind)


GENERIC STRUCTURE OF THE EXPLANATION TEXTS
1. phenomenon identification (biasanya ada di paragraf 1)
2. explanation sequence (Semua kalimat/paragraf selain phenomenon identification)

COMMON GRAMMATICAL FEATURES IN AN EXPLANATION TEXT INCLUDE:
1. Simple present tense
2. Passive voice
3. Conjuctions of time and cause
4. Noun groups
5. Complex sentences


**HOLBLEURASHTER IN NETWORKS